Dear Ayah ...
Aku masih gadis kecil biasa,
yang masih menginginkan sosokmu ada.
Aku masih gadis kecil biasa,
yang masih menginginkan belaian lembut tangan ayahnya.
Aku masih gadis kecil biasa,
yang masih ingin di manja dengan kasih sayang ayahnya.
Dan aku masih gadis biasa,
yang setiap harinya merindukan panggilanmu yang sekarang jarang terdengar lagi, "Ayah! Ayah! Ayah!"
Oh Ayah ...
Maafkan aku, yang sampai saat ini masih menjadi gadis kecilmu yang rewel.
Tapi aku gak peduli, karena menjadi dewasa itu gak mudah.
Apalagi aku, yang harus kehilanganmu saat aku masih membutuhkan sosokmu.
Ayah ...
Maafin juga karena aku masih suka ngeluh karena kehilanganmu.
Masih suka ngedumel kenapa Tuhan memanggilmu secepat itu dan di hari di mana 19 tahun yang lalu kau mengadzaniku.
Masih suka nangis karena selalu merasa iri dengan mereka yang berbahagia dengan keluarga yang lengkap.
Ayah ...
Aku hanya ingin bercerita tentang setiap hari tanpamu.
Yang tak terdengar lagi panggilanmu setiap menitnya.
Yang tak terlihat lagi ketawamu yang khas itu.
Dan suaramu yang selalu menyenandungakan lagu yang mungkin lagu itu udah tak terdengar, "Kembang Seroja."
Ayah ...
Maafkan aku yang belum bisa menjadi anak yang sholehah, yang terkadang aku lupa tak memanjatkan doa untukmu.
Namun harus kau tahu, aku selalu merindukanmu hadir dalam mimpi - mimpiku.
Ayah ...
Sampaikan terimakasihku untuk Tuhan juga yang selalu menjagamu di setiap detiknya.
Sampaikan salamku juga untuk-Nya, yang tak pernah lelah untuk selalu menasehati aku dengan cara-Nya di setiap aku kuat dan saat aku lemah.
Ayah ...
Sekarang aku mulai dewasa tapi masih ingin menjadi gadis kecilmu karena dengan begitu aku merasa aku selalu berada di dekatmu.
Salam sayang dan rinduku untukmu selalu.
Putri bungsumu,
Nita Kamelia
January 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar